Resume Materi Mahasiswa Unusa Berintelektual Dengan Anti Kekerasan Seksual, Anti Perundungan Menjadi Remaja Asyik Tanpa Usik
Mahasiswa Unusa telah menunjukkan komitmen mereka terhadap nilai-nilai yang penting dalam kehidupan masyarakat, khususnya dalam hal anti kekerasan seksual dan anti perundungan. Sebuah film pendek berbahasa Inggris yang bertema "Bully" menjadi sorotan dalam upaya mereka untuk mengatasi permasalahan ini. Film ini berhasil menggugah emosi hingga membuat beberapa mahasiswa sampai menangis, menyoroti dampak negatif dari tindakan perundungan.
Pembahasan mengenai tren-tren bersyandaa dan berbagai bentuk perundungan menjadi fokus utama diskusi di Unusa. Mahasiswa aktif mempelajari macam-macam bentuk bulling yang ada dan berusaha mencari solusi. Mereka mengidentifikasi empat posisi dalam perundungan, yaitu korban, pelaku, penonton, dan pendukung. Pemahaman akan posisi ini membantu dalam mengatasi permasalahan perundungan secara lebih efektif.
Dalam konteks ini, Hafid Algristian, dr., Sp. KJ, seorang dosen di Unusa RSI Jemursari, menambahkan pesan motivasi yang kuat, yaitu bahwa "balas dendam yang terbaik adalah dengan berkehidupan yang layak." Ini adalah panggilan untuk tidak membalas perundungan dengan perundungan, tetapi dengan menjadi individu yang sukses dan beretika. Kesimpulannya, mahasiswa Unusa membuktikan bahwa empati bisa dilatih dengan cepat, dan mereka siap untuk menciptakan perubahan positif dalam masyarakat.
Kunjungi juga blog teman saya : nisrina